Program Kesehatan Sekolah Kemendikbud

Posted by Ummu Nailah on

Program kemendikbud dan kemenkes terkait dengan program kesehatan sekolah tahun 2015 akan dilakukan oleh dua kementrian tersebut yaitu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta juga Kementrian Kesehatan di tahun ini.

Program kesehatan sekolah tahun 2015 ini nantinya adalah terdiri dari usaha kesehatan sekolah (UKS), hidup sehat untuk guru dan peserta didik, serta mengelola sekolah menengah kejuruan (SMK) rumpun kesehatan seperti informasi yang resmi dilansir dari laman website kemdikbud.go.id.

Program Kesehatan Sekolah Kemendikbud

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan, salah satu materi dalam pembelajaran di sekolah adalah mendidik untuk hidup sehat. Komponen pendidikan dan institusi sekolah, kata dia, dapat berperan menjadikan sekolah sebagai tempat pembelajaran hidup sehat.

"Unit-unit sekolah dijadikan sebagai unit-unit yang dapat mengubah perilaku masyarakat," katanya saat menerima Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek dan rombongan di Kemdikbud, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Mendikbud mengatakan, Kemendikbud dan Kemenkes mengadakan pembicaraan awal mengenai sinergi kedua kementerian tentang program kesehatan di sekolah. Dia menginginkan ada perilaku hidup lebih baik dan lebih sehat di sekolah dimulai dari guru dan siswa.

"Sebanyak 30-40 persen anak kita masuk sekolah tidak sarapan. Kita berharap tahun pelajaran baru besok ada efek dari revolusi mental di dalam kehidupan sekolah," katanya.

Program Sarapan Bersama Di Sekolah


Mendikbud berencana menghidupkan kembali program sarapan bersama di sekolah. Setelah lama tidak berlanjut, program sarapan bersama bagi siswa di sekolah bakal dihidupkan kembali. Hal ini dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan. "Tahun 2011 pernah ada program ini, tapi tidak lanjut," kata Anis.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, salah satu komponen sekolah yang dapat mempromosikan gaya hidup sehat adalah unit kesehatan sekolah (UKS).

Dia berharap, revolusi mental juga terjadi di sekolah seperti menggalakkan kebiasaan-kebiasaan kesehatan di kalangan guru dan siswa seperti yang dilansir dari media okezone.com.

Dulu, lanjut Anies, ada program sarapan untuk anak, yaitu Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS). Sekarang, program yang gencar pada 2011 tersebut dibangun lagi.

"Sebanyak 40 persen anak tidak sarapan. Oleh karena itu, kita belajar harus ada asupan yang cukup untuk hidup sehat," ungkapnya.

Guna mencapai pendidikan kesehatan tersebut, Anies mengaku, tidak bisa bekerja sendiri. Dia melihat perlu adanya kerjasama lintas kementerian seperti dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Hari ini dia pun menggelar pertemuan dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Moeloek untuk membahas penghidupan kembali unit kesehatan sekolah (UKS). Menurut Anies, pertemuan tersebut merupakan pembicaraan pembuka.

"Nanti akan berlanjut antardirektorat Kemendikbud dengan Kemenkes," imbuh Anies.

Menkes Nila Djuwita Moeloek pun mendukung program UKS tersebut. Menurutnya, dengan arah pendidikan etika dan perilaku, maka orangtua harus mengerti betul tentang kesehatan.

"Ada banyak hal mengenai sehat, salah satunya sehat dalam psikologi. Harapan saya dalam program UKS, anak-anak di sekolah bisa sarapan terlebih dahulu dan mendapatkan makanan dari sekolah seharusnya ada. Karena sekolah dimulai pukul 07.00-15.00 sore, siswa dianjurkan tiap tiga jam sekali harus makan (snack)," ujar Nila.

Program Sarapan Bersama Di Sekolah

Selain makanan, siswa dan guru juga harus akrab dengan olahraga. Saat ini, lanjut Nila, banyak anak Indonesia kurang peduli pada kesehatan. Mereka kurang bergerak, dan memiliki kesadaran berolahraga yang minim.

"Banyak anak sekolah yang melakukan narkoba dan seks bebas sehingga cenderung mengidap HIV/AIDS dan kanker. Itu beban negara. Jadi, saya ingin sekolah mengajarkan perilaku dan pendidikan sehat," ucapnya.

Menurut Nila, setiap sekolah juga harus memiliki kantin yang menyediakan makanan sehat. Fasilitas kesehatan lain seperti sanitasi dan air bersih juga harus tersedia.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad menyampaikan, program pembinaan kesehatan di sekolah terintegrasi dalam kurikulum terutama pendidikan kesehatan reproduksi (kespro).

Pendidikan kespro, kata dia, dimulai dari SMP, SMA, dan SMK. "Untuk tingkat anak usia dini dan sekolah dasar lebih banyak sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Hamid menjelaskan, program pembinaan kesehatan lainnya adalah membina kantin sehat, sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan narkoba, serta lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat nasional, serta program sekolah bersih dan sehat.

“Kemudian yang sekarang dimasukkan ke dalam program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) adalah program sanitasi sekolah,” katanya.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Roy Sparringa mengatakan bhawa saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan Kemendikbud menjalankan program kantin sekolah.

Program-program sanitasi, kata dia, juga mendapatkan perhatian khusus. "Gizi dan keamanan pangan tidak bisa dipisahkan," katanya.

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar