Rasulullah shallallahu a'laihi wa sallam telah begitu banyak mencontohkan perilaku dalam kehidupan Umat islam di muka bumi ini. Dari bagaimana memperlakukan keluarga, bagaimana memperlakukan anak-anak kita, bagaimana cara melakukan berbagai macam ibadah yang sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah pula. Termasuk dalam memberikan adab cara berpuasa sunnah dalam kehidupan kita sehari-hari.
Puasa merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana Allah menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar bagi yang mengamalkannya. Tentunya juga harus mengikuti sunnah-sunnah puasa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Pengertian puasa secara syariat adalah menahan diri dari makan, minum dan jima’ serta segala sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Berikut salah satu dari keutamaan manfaat puasa yang berdasarkan sebuah hadist yaitu :"Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya." (HR Bukhari, Muslim). Demikian tadi adalah dalil akan keutamaan dalam berpuasa yang dilakukan oleh seorang muslim.
Puasa atau shaum ini terbagi menjadi beberapa bagian. Beberapa bagian dari shaum ini dilihat dari kawajibannya baik itu puasa sunnah, puasa wajib. Dan pembagian hukum puasa adalah sebagai berikut : puasa wajib, puasa sunnah, shaum yang makruh bahkan sampai pada puasa yang haram dilakukan.
Beberapa puasa sunnah dalam tuntunan Islam adalah sebagai berikut :
- Puasa 6 hari Bulan Syawal. Shaum ini dilakukan dan dikerjakan setelah selesai menunaikan kewajiban puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh. Karena banyak pula manfaat puasa Ramadhan itu sendiri. Banyak keutamaan dari puasa 6 hari pada bulan syawal ini. Diantaranya didapatkan dari sebuah hadist mengenai pahala puasa 6 hari bulan syawal ini yaitu : "Puasa pada bulan Ramadhan seperti berpuasa sepuluh bulan , dan puasa enam hari setelahnya seperti berpuasa selama dua bulan, maka yang demikian itu (jika dilakukan) seperti puasa setahun." (HR. Ahmad). Dan hadist yang berbunyi :"Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim).
- Puasa Senin Kamis. Pelaksanaan shaum senin kamis ini juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalil pelaksanaan puasa senin kamis adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasa’i).
- Puasa Arafah. Berpuasa pada hari Arafah ini diperuntukkan bagi setiap muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji. Atau juga dilakukan oleh muslim yang tidak sedang melaksanakan wukuf di Arafah pada saat ibadah haji. Dalil pelaksaan puasa hari arafah ini yaitu :"Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim).
- Puasa Asyura dan Tasu’a. (Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram). Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya. Shalat apa yang paling baik sesudah shalat wajib. Beliau menjawab, shalat ditengah malam. Lalu beliau ditanya puasa apa yang paling baik sesudah Ramadhan. Beliau menjawab, Bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharram".(HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud ). Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :"Puasa pada hari ‘Asyuro’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim).
- Puasa 3 hari setiap bulan. Maksudnya bulan di sini adalah menurut penanggalan bulan Qamariyah ( 13,14,15 ). Abu Dzarr al-Ghiffari berkata, Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami untuk berpuasa dalam sebulan tiga kali, yaitu 13,14,15. Menurut beliau, ia seperti puasa satu tahun".(HR. Nasai ).
- Puasa Bulan Muharram. Puasa Nabi dalam hal ini adalah memperbanyak berpuasa ketika bulan Muharrom tiba. Contoh Rasulullah dalam menjalankan dan memperbanyak berpuasa pada bulan Muharram adalah berdasarkan sebuah hadist yang berbunyi :"Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata : "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihat beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban." (HR. Bukhari).
Puasa baik itu puasa sunnah apalagi puasa wajib bisa merupakan perisai yang bisa melindungi bahkan menjauhkan pelakunya dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan, sebagaimana dia juga melindungi dari semua bentuk maksiat dan kemungkaran. Karenanya sangat wajar kalau Allah Ta’ala mensyariatkan ibadah puasa ini bukan hanya pada umat Islam akan tetapi kepada semua umat sebelum Islam, karena Allah ingin agar mereka semua mendapatkan keutamaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar