Isu penyadapan pejabat yang dilakukan oleh intelijen Amerika dan Australia semakin mengisi halaman pemberitaan mdia massa di Indonesia akhir-akhir ini. Mengenai hal ini dan juga tentang daftar pejabat Indonesia yang disadap australia juga berkembang info terbbarunya. Pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes kepada Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, dan memanggil Dubes Australia di Jakarta, Greg Moriarty.
Namun menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa jawaban dari perwakilan kedua negara itu sangat normatif, tidak menyangkal dan tidak membenarkan. Jawaban yang diperoleh dari kepala perwakilan Kedubes AS dan Australia di Jakarta sama dengan yang diterima negara-negara lain dengan situasi serupa, bahwa AS dan Australia tak dapat mengonfirmasi atau menyangkal kabar tersebut," kata Marty Natalegawa dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri.
Seperti berita informasi yang dilansir dari www.tempo.co bahwa pada dokumen Edward Snowden, mantan pegawai National Security Agency Amerika Serikat, membocorkan aktivitas penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap sambungan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Banyak pejabat ring-1 Istana ikut menjadi target penyadapan.
"Target pengintaian intelijen Australia termasuk tokoh senior di lingkaran dekat Presiden," demikian dilansir laman ABC News, Senin, 18 November 2013. Salah satu target pengintaian adalah Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono.
Bocoran Snowden juga menunjukkan sejumlah pejabat yang menjadi sasaran penyadapan. Misalnya Wakil Presiden Boediono, eks Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara urusan luar negeri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Komunikasi. Nama-nama lain yang tercantum dalam dokumen adalah Andi Mallarangeng, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Widodo Adi Sucipto, dan Sofyan Djalil.
Laman Guardian bahkan menyebut Ibu Negara, Kristiani Herawati, turut menjadi target spionase Badan Intelijen yang memiliki motto: "Ungkap Rahasia Negara Lain, Namun Lindungi Rahasia Negara Sendiri". Guardian dan SMH sama-sama merujuk kepada dokumen Snowden bulan November tahun 2009 lalu.
Dalam dokumen yang diungkap sebelumnya oleh kedua media itu, tidak disebut bahwa orang nomor satu di tanah air turut menjadi target penyadapan. Keduanya hanya menyebut, bahwa DSD membangun sebuah pos penyadapan dengan kode "Stateroom" untuk di dalam Gedung Kedutaan Australia di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Dokumen yang berhasil diperoleh oleh Guardian yakni berupa materi presentasi dalam format Power Point milik DSD. Di dalam dokumen tersebut tertera target penyadapan DSD dan jenis peralatan komunikasi yang dimiliki oleh para target.
Contoh jenis peralatan komunikasi yang tertera di sana seperti ponsel Nokia E90-1 yang dimiliki oleh Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Kemudian perangkat BlackBerry Bold 9000 yang digunakan oleh Wakil Presiden Boediono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar