Taubat Nasuha

Posted by Ummu Nailah on

Hakikat taubat adalah merupakan keseluruhan dari perbuatan akal, pikiran, hati dan tubuh sekligus untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan berniat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa kembali. Dan memohon ampun serta beristighfar dimulai dengan perbuatan akal, diikuti oleh perbuatan hati, dan menghasilkan perbuatan tubuh. Oleh karena itu, al Hasan berkata: "ia adalah penyesalan dengan hati, istighfar dengan lisan, meninggalkan perbuatan dosa dengan tubuh, dan berjanji untuk tidak akan mengerjakan perbuatan dosa itu lagi. Inilah yang dimaksud dengan pengertian taubatan nasuha.

Karena pada dasarnya manusia harus bersama Allah SWT dan selalu berhubungan dengan-Nya, dan tidak menjauhi-Nya. Manusia tidak dapat membebaskan diri dari Allah SWT untuk memikirkan kehidupan fisiknya saja, juga tidak dapat membebaskan dirinya dari Allah SWT karena memikirkan kebutuhan hidup ruhaninya saja.

Bahkan kebutuhannya kepada Allah SWT di akhirat akan lebih besar dari kebutuhannya di dunia. Karena kehidupan dan kebutuhan fisik itu secara bersamaan juga dilakukan oleh binatang yang tidak dapat berpikir, sementara kebutuhnan ruhani adalah sisi yang menjadi ciri pembeda manusia dari hewan dan binatang.

Taubat Nasuha

Taubat Nasuha adalah taubat yang semurni-murninya. Perintah untuk bertaubat telah disampaikan oleh Allah dalam FirmanNya dalam sebuah ayat Al-Qur'an yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." (QS. at-Tahrim: 8).

Definisi taubat menurut Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya: "taubat yang sebenarnya dan sepenuh hati, akan menghapus keburukan-keburukan yang dilakukan sebelumnya, mengembalikan keaslian jiwa orang yang bertaubat, serta menghapus keburukan-keburukan yang dilakukannya."

Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal ini dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam (manusia) berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknyanya orang yang bersalah adalah bertaubat". (HR At Tirmidzi no. 2499).

Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Allah juga menganjurkan kita untuk segera bertaubat dan beristighfar. Allah berfirman yang artinya: "Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka degan azab yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai penolong di muka bumi". (Q.S At Taubah:74).

Taubat Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu dan brejanji untuk tidak melakukannya lagi di masa medatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap bani Adam (sesama manusia), maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat?", "Ya", kata Rasulullah (H.R. Ibnu Majah). Amr bin Ala pernah mengatakan: "Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya".

Syarat Bertaubat yaitu :
  1. Islam.
  2. Ikhlas.
  3. Mengakui Dosanya.
  4. Penuh Penyesalan.
  5. Meninggalkan kemaksiatan dan mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya.
  6. Masa bertaubat sebelum nafas di kerongkongan (sakaratul maut) dan sebelum matahari terbit di arah barat.
  7. Istiqomah setelah bertaubat.
  8. Mengadakan perbaikan setelah taubat

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar