- Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.
- Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.
- Perbanyaklah mencari keridhaan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.
- Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.
- Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.
- Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.
- Jangan memuji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.
- Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang laintentang suamimu.
- Upayakan untuk tampil di dapan suamimu dengan perbuatan yang disenangi dan ucapan yang disenanginya pula.
- Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormatidalam semua urusan.
- Anda harus selalu merasa senang berkunjung pada kedua orang tuanya.
- Janganlah anda menampakkan kejemuhan kepadanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang dia berikan padamu sudah lebih dari cukup.
- Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis, dan bersedih jika ia bersedih.Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.
- Diam dan perhatikanlah jika dia bicara.
- Jangan banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesuatu kepadanya.Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa dia mudah diingatkan.
- Janganlah anda mengulangi kesalahanyang tidak disenangi suami anda dan ia tidak suka mengingatnya.
- Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaklah anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya.Jika ia membaca, hendaklah anda duduk mendengarkan.
- Jangan berlebih-lebihan membicarakan tentang angan-angan pribada di depan suami, tetapi mintalah agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.
- Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil ataupun yang besar.Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.
- Janganlah anda mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.
- Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekali pun kepada orang tuanya.
- Hati-hati jangan sampai menyebut - nyebut bahwa anda derajatnya lebih tinggi dari derajat suami.Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.
- Jika salah satu dari orang tuanya sakit, atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban menjenguk bersamanya.
- Sesuaikan peralatan rumah tangga dengan barang-barang yang disenangi suami anda.
- Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.
- Katakan kejemuan dan kebosananmu ketika ia telah meninggalkan rumah.
- Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.
- Hindari sifat cemburu, karena sesungguhnya sifat cemburu adalah senjata penghancur.
- Janganlah mengabaikan pemimpinmu ( suamimu ) dengan alasan bahwa ia tekah menjadi suamimu.
- Janganlah anda berbicara dengan suamimu, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.
- Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika ia sedang sedih dan jangan menangis ketika ia gembira.
- Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami dihadapannya.
- Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yang dirasakan sang suami tatkala ia berhasil mencapai maksud dan tujuannya.
- Perbaharuilah ( tekad suami ) ketika terjadi kegagalan.
- Jauhilah sifat dusta karena hal itu menyakitkannya.
- Ingatkanlah selalu kepada suamimu bahwa anda tidak tahu ( bagaimana nasib anda ) seandainya anda tidak disuntingnya.
- Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepadamu.
Sumber : “Nasehat kepada para Muslimah”, bagian kedua, Fathi Majdi as-Sayyid., Pustaka Arafah, Cetakan I: April 2001/Muharram 1422H, hal.66-70
Tidak ada komentar:
Posting Komentar